"Ini mempunyai
maksud bergerak secara leluasa dengan energi pada suhu tertentu sehingga
mencapai perubahan entropi pada lingkungan disekitarnya"
MONEY POLITIK, NO...!!!
Ketika politik uang (money politic) dimainkan sesuai dengan hukum II termodinamika bahwa akan terjadilah CHAOS. Hal inilah yang sangat merusak peradaban, maka parameter yang mendekati chaos segera ditutup rapat , kini yang harus ditampilkan adalah parameter parameter pelayanan publik (qidamy) yang mempunyai kebermanfaatan bersama. Inilah titik keberhasilan peradaban sesungguhnya.
Ketika politik uang (money politic) dimainkan sesuai dengan hukum II termodinamika bahwa akan terjadilah CHAOS. Hal inilah yang sangat merusak peradaban, maka parameter yang mendekati chaos segera ditutup rapat , kini yang harus ditampilkan adalah parameter parameter pelayanan publik (qidamy) yang mempunyai kebermanfaatan bersama. Inilah titik keberhasilan peradaban sesungguhnya.
"Untuk merubah
semua itu maka perlu gaya yang bekerja", hal ini akan melibatkan Hukum
I Newton. Kematangan ilmu fisika dengan segala perangkat metodologinya (yang
juga berkembang di sains alam lain seperti Biologi, Kimia, Geologi, dan sebagainya
telah membuka banyak ruang interdisiplin, ketika satu cabang ilmu pengetahuan
menjadi inspirasi bagi upaya sains memahami fenomena dalam lapangan yang
berbeda. Namun “Fisika Politik” pada dasarnya bukanlah sebuah istilah yang
catchy. Fisika Politik sebagaimana Ekonofisika, Fisika Keuangan dan sebagainya
menunjukkan bahwa fenomena sosial dan politik yang kita hadapi memang tak
pernah sederhana. Fisika Politik sama sekali jauh dari sikap keangkuhan para
fisikawan. Justru, Fisika Politik menunjukkan bahwa untuk memahami satu
fenomena yang kompleks dalam masyarakat kita, sikap bahu-membahu dalam wadah
antar-disiplin sangat diperlukan. Seperti pesan tokoh bangsa kita Bung Sjahrir
bahwa" sains tak cukup hanya berhenti di kertas ujian, praktikum laboratorium,
Lembar Kerja Siswa, dan sebagainya. Sains mestinya bisa menginspirasi hidup.
Sains mesti meng-internalisasi dalam cakrawala kita dalam memandang banyak hal,
bahkan hal-hal yang kita anggap sepele selama ini namun yang ternyata luar
biasa penting dan tingkat kompleksitasnya sangat tinggi."
Fisika Politik
merupakan sebuah upaya untuk memahami berbagai fenomena sosial politik melalui
analisis atas data-data empiris dengan menggunakan berbagai perangkat sains
modern (yang kebanyakan berkembang dalam cabang ilmu fisika) mulai dari
mekanika statistika, komputasi, model-model non-linier, dan sebagainya.
Sebagaimana dalam ekonofisika , Fisika Politik berbicara tentang fenomena
politik tanpa tendensi ideologi apapun terkecuali melalui penyelidikan
berdasarkan metodologi ilmiah. Telah sangat banyak pemikiran Fisika Politik
dalam menjelaskan berbagai fenomena sosial kemasyarakatan, mulai dari
terjadinya kerjasama (cooperation),
kontrak sosial (social contract),
konflik sosial (social conflict), rasionalitas (rationality), perilaku dalam
pemilihan (voting behavior), kemunculan
tindakan ekstrimis dan formasi pendapat dan pandangan politik (extremism and opinion formation). Beberapa
perangkat analitiknya telah diperkenalkan dalam buku “Solusi Untuk Indonesia:
Prediksi Kompleksitas/Ekonofisik”.
Namun sebuah hal
menarik mengingat sebentar lagi kita akan menyaksikan Pemilihan Umum 2014 di
tanah air, beberapa hal seputar perilaku voting dan rasionalitas pemilih
mungkin menarik untuk didiskusikan. Sebagai contoh adalah sifat yang selalu
muncul dalam 3 kali pemilihan di Indonesia ketika sistem multi partai seperti
sekarang diterapkan di Indonesia. Sifat hukum pangkat senantiasa muncul dalam
ketiga pemilihan tersebut . Sifat hukum pangkat adalah sifat ketika kita
deretkan perolehan suara tiap partai, maka ranking dari partai tersebut akan
selalu berbanding lurus dengan pangkat sebuah bilangan dari perolehan suaranya.
Fenomena ini sungguh sangat menarik dan sudah pula dikonfirmasi di beberapa
negara lain seperti Brazil dan beberapa negara Eropa . Sifat hukum pangkat ini
merupakan jantung dari mekanika statistik dan mendasari banyak perkembangan
ilmu fisika kontemporer terkait bahwa sistem memiliki tingkat kompleksitas
tertinggi dengan pola hukum pangkat ini. Kompleksitas tertinggi maksudnya,
sangat sulit untuk menebak apa yang terjadi di level makro (statistika biasa)
dengan melihat pola yang terjadi di level mikro (level penyusun sistem). Sifat
ini dinamakan sifat membrojol (emergence). Kompleks karena adanya proses
pengaturan sendiri (self organized
criticallity) di level mikro yang membentuk pola yang tak linier pada sistem
secara keseluruhan .
Pengaturan sendiri
ini dalam fisika terjadi pada sifat transisi fasa, ketika air “hendak” berubah
fasa dari cair ke gas dalam proses penguapan, misalnya. Pada situasi kritis
ini, terdapat sebuah fasa di mana sulit melihat mana yang berfasa cair atau
gas. Ini terjadi karena adanya pengaturan sendiri molekul-molekul air pada
keadaan ini. Yang menarik lagi, sifat yang tak linier antara level mikro dan
level makro ini terjadi di banyak hal.
Sifat membrojol (emergence) terjadi di mana-mana. Molekul hidrogen yang
berbentuk gas dan oksigen yang juga gas, ketika bersenyawa membentuk air (H2O),
secara membrojol berbentuk cair (fluida). Tapi tak hanya di dunia fisis, bahkan
cara terbang burung-burung di udara, cara kerja dan pertumbuhan sel-sel hidup
juga mengikuti pola yang membrojol dan pengaturan diri sendiri ini. Ini
menunjukkan, bahwa apa yang kita lihat di alam merupakan sistem yang kompleks.
Fisika Politik
muncul dengan mengetengahkan peristiwa serupa. Terdapat kompleksitas yang
sangat tinggi dalam masyarakat yang menghasilkan hasil-hasil PEMILU 1955, 1999,
dan 2004 yang lalu. Suatu hal yang dihipotesiskan akan juga kita temui nanti
pada pemilihan 2014. Yang menarik juga adalah dari simulasi komputasional yang
dilakukan, ditemukan bahwa dari ketiga pemilihan tersebut PEMILU 2004 merupakan
pemilu dengan pola mikro di mana penduduk cenderung lebih bebas menentukan
pilihan dalam hal formasi opininya. Bisa dibayangkan kita dapat mengetahui ini
tanpa perlu melakukan survey dan cukup menggunakan analisis fisika statistik
atas data-data hasil pemilihan tersebut. Bagaimana kira-kira nanti pada
pemilihan 2014? Tentu akan bisa sama-sama kita lihat hasilnya.Parameter yang
dominan yang harus kita pakai untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam
analisis gejala hasil pemilu 2014 saat ini.
Banyak hal yang
bisa dilakukan dengan menggunakan analisis yang terjadi dengan gotong royong
antara disiplin ilmu fisika dan politik ini secara bahu-membahu. Sebuah contoh
misalnya adalah evaluasi atas pemilihan Daerah Pemilihan atau misalnya bagaimana satu perolehan suara
dari masing-masing partai politik saling berkorelasi dan memiliki keterkaitan
dengan hal-hal yang dikampanyekan oleh partai tersebut, bahkan bagaimana
dinamika evolusioner kontrak sosial terjadi di antara bangsa Indonesia yang
bentuknya sangat unik ini: negara kepulauan dan memiliki ke-bhineka-an yang
tinggi dan bersatu dalam kehidupan yang harmonis.Inilah gejala gelombang ketiga
yang akan segera dimulai.
Semua hal terkait
Fisika Politik ini memberi kita dua pelajaran yang sangat berharga sebagai
bangsa Indonesia. Pertama, bahwa keunikan negeri kita secara politik sangat
menarik untuk dipelajari di samping tentu partisipasi aktif kita sebagai warga
negara yang cinta tanah air tentunya. Kedua, bahwa tren interdisiplin yang
ditunjukkan Fisika Politik ini memberi kita kesadaran akan pentingnya untuk
meng-internalisasi sains dalam hidup kita sehari-hari. Bahwa sains di samping
memberi kita inovasi teknologi bagi peradaban, kita juga mampu memberi
sumbangan besar dalam usaha aktif kita menjadikan masyarakat kita lebih baik
lagi di masa yang akan datang yang kita sambut secara optimis dan penuh harapan
akan masa depan bangsa yang lebih indah. Hal ini merupakan salah satu cita-cita
pendiri bangsa ini sebagaimana diungkapkan Bung Syahrir di atas tadi.
Menuju pemilu 2014,
saatnya kita menjadi pemilih yang cerdas, memainkan logika juga penting karena
1 suara kita berharga menuju masa depan bangsa. Strategi dalam memilih harus
menggunakan hati suci kita, bukan berdasarkan rasa-rasa. Istilah biofisika
adalah gejolak rangsangan yang terjadi akan menimbulkan rangsangan yang lain.
Hal ini mempunyai maksud bahwa desas desus dan opini publik sekarang tidak usah
perlu di permasalahkan, itu merupakan bagian dari parameter pendukung saja.
Parameter yang mampu memainkan publik sebenarnya adalah kualitas manusia.
Kekuatan karakter dalam memainkan publik dengan kualitas yang baik inilah yang
akan mampu menggalang massa tersendiri, pesohornya bukan semata-mata dalam
membangun popularitas, tetapi suatu bentuk kerja dalam pelayanan kepada
masyarakat (publik). Tanpa mengundang media pun sosok seperti ini tetap bekerja
dengan ikhlas, karena untuk memasuki gelombang ketiga Indonesia adalah manusia
yang memiliki peradaban tinggi.
Peradaban tinggi
ini mempunyai ciri kekuatan spiritual, kekuatan sosial dan bervisi peradaban.
Sosok inilah yang kita tunggu dan kita pilih di pemilu 2014. Golput pun tidak
akan menyelesaikan masalah, lebih baik kita membangun kontribusi untuk negeri
bersama memilih pemimpin yang cerdas dan melayani rakyat. Pilihan kita banyak,
maka segera pasang prioritas untuk menentukan pilihan. Hidup didunia ini ada
pro dan kontra, siang dan malam, baik dan buruk. Itulah sunatullah kehidupan.
Kita menjadi manusia yang berperadaban yaitu memilih yang terbaik dari yang
baik-baik atau memilih yang sedikit tingkat kebatilannya. Bangsa Indonesia
adalah sebuah warisan, maka kita harus ambil tindakan untuk membangun dan
menjaga warisan ini. Memilih itu layaknya kita berkompetisi dalam piala dunia
FIFA 2014. Ada 15 partai politik peserta pemilu, maka bisa kita bagi dalam tiga
grup besar grup A:no 1-5,grup B:no 6-10 dan grup C :no 11-15. Tentukan pilihan
pada masing-masing grup, maka pemenang grup terseleksi jadi 3 pilihan yang
mewakili masing-masing grup.
Setelah 3 pilihan sudah ada,maka kita wajib memilih salah satunya. Disinilah
seluruh hitung-hitungan mulai dilakukan, mulai dari parameter mikro sampai
makro harus matang dalam menganalisisnya. Ini juga tidak melulu menggunakan
logika saja, tetapi suara hati yang suci yang harus dibutuhkan untuk membangun
logika hati. Silahkan istikhoroh saja untuk menentukan pilihan disini. 9 April
2014 tinggal menghitung hari saja. Persiapkan semuanya, kita akan memilih
pemimpin yang mampu membawa peradaban gemilang Indonesia.
Memilih pemimpin adalah memilih ulil amri maka haruslah cermat dalam
segala sisi dan sudut pandang sebagaimana dalam Al-Qur’an :
QS.
4. An-Nisaa' : 144.
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi PEMIMPIN
selain dari orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan
alasan yang nyata bagi Allah (untuk menghukummu) ?"
QS.
5. Al-Maa-idah : 57.
"Hai
orang-orang yang beriman !, janganlah kamu mengambil jadi PEMIMPINMU,
orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang
kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang yang beriman."
Semoga kita mampu dimenangkan dalam ketatan kita kepadaNya.
Wallahu A’lam
#Kota Bandung (Bandung Juara), 22 Maret 2014