Friday 21 March 2014

MENYOROTI TERMODINAMIKA POLITIK 2014



"Ini mempunyai maksud bergerak secara leluasa dengan energi pada suhu tertentu sehingga mencapai perubahan entropi pada lingkungan disekitarnya"


MONEY POLITIK, NO...!!! 



Ketika politik uang (money politic) dimainkan sesuai dengan hukum II termodinamika bahwa akan terjadilah CHAOS. Hal inilah yang sangat merusak peradaban, maka parameter yang mendekati chaos segera ditutup rapat , kini yang harus ditampilkan adalah parameter parameter pelayanan publik (qidamy) yang mempunyai kebermanfaatan bersama. Inilah titik keberhasilan peradaban sesungguhnya.




"Untuk merubah semua itu maka perlu gaya yang bekerja", hal ini akan melibatkan Hukum I Newton. Kematangan ilmu fisika dengan segala perangkat metodologinya (yang juga berkembang di sains alam lain seperti Biologi, Kimia, Geologi, dan sebagainya telah membuka banyak ruang interdisiplin, ketika satu cabang ilmu pengetahuan menjadi inspirasi bagi upaya sains memahami fenomena dalam lapangan yang berbeda. Namun “Fisika Politik” pada dasarnya bukanlah sebuah istilah yang catchy. Fisika Politik sebagaimana Ekonofisika, Fisika Keuangan dan sebagainya menunjukkan bahwa fenomena sosial dan politik yang kita hadapi memang tak pernah sederhana. Fisika Politik sama sekali jauh dari sikap keangkuhan para fisikawan. Justru, Fisika Politik menunjukkan bahwa untuk memahami satu fenomena yang kompleks dalam masyarakat kita, sikap bahu-membahu dalam wadah antar-disiplin sangat diperlukan. Seperti pesan tokoh bangsa kita Bung Sjahrir bahwa" sains tak cukup hanya berhenti di kertas ujian, praktikum laboratorium, Lembar Kerja Siswa, dan sebagainya. Sains mestinya bisa menginspirasi hidup. Sains mesti meng-internalisasi dalam cakrawala kita dalam memandang banyak hal, bahkan hal-hal yang kita anggap sepele selama ini namun yang ternyata luar biasa penting dan tingkat kompleksitasnya sangat tinggi."

Fisika Politik merupakan sebuah upaya untuk memahami berbagai fenomena sosial politik melalui analisis atas data-data empiris dengan menggunakan berbagai perangkat sains modern (yang kebanyakan berkembang dalam cabang ilmu fisika) mulai dari mekanika statistika, komputasi, model-model non-linier, dan sebagainya. Sebagaimana dalam ekonofisika , Fisika Politik berbicara tentang fenomena politik tanpa tendensi ideologi apapun terkecuali melalui penyelidikan berdasarkan metodologi ilmiah. Telah sangat banyak pemikiran Fisika Politik dalam menjelaskan berbagai fenomena sosial kemasyarakatan, mulai dari terjadinya kerjasama  (cooperation), kontrak sosial  (social contract), konflik sosial (social conflict), rasionalitas (rationality), perilaku dalam pemilihan  (voting behavior), kemunculan tindakan ekstrimis dan formasi pendapat dan pandangan politik  (extremism and opinion formation). Beberapa perangkat analitiknya telah diperkenalkan dalam buku “Solusi Untuk Indonesia: Prediksi Kompleksitas/Ekonofisik”.

Namun sebuah hal menarik mengingat sebentar lagi kita akan menyaksikan Pemilihan Umum 2014 di tanah air, beberapa hal seputar perilaku voting dan rasionalitas pemilih mungkin menarik untuk didiskusikan. Sebagai contoh adalah sifat yang selalu muncul dalam 3 kali pemilihan di Indonesia ketika sistem multi partai seperti sekarang diterapkan di Indonesia. Sifat hukum pangkat senantiasa muncul dalam ketiga pemilihan tersebut . Sifat hukum pangkat adalah sifat ketika kita deretkan perolehan suara tiap partai, maka ranking dari partai tersebut akan selalu berbanding lurus dengan pangkat sebuah bilangan dari perolehan suaranya. Fenomena ini sungguh sangat menarik dan sudah pula dikonfirmasi di beberapa negara lain seperti Brazil dan beberapa negara Eropa . Sifat hukum pangkat ini merupakan jantung dari mekanika statistik dan mendasari banyak perkembangan ilmu fisika kontemporer terkait bahwa sistem memiliki tingkat kompleksitas tertinggi dengan pola hukum pangkat ini. Kompleksitas tertinggi maksudnya, sangat sulit untuk menebak apa yang terjadi di level makro (statistika biasa) dengan melihat pola yang terjadi di level mikro (level penyusun sistem). Sifat ini dinamakan sifat membrojol (emergence). Kompleks karena adanya proses pengaturan sendiri  (self organized criticallity) di level mikro yang membentuk pola yang tak linier pada sistem secara keseluruhan .

Pengaturan sendiri ini dalam fisika terjadi pada sifat transisi fasa, ketika air “hendak” berubah fasa dari cair ke gas dalam proses penguapan, misalnya. Pada situasi kritis ini, terdapat sebuah fasa di mana sulit melihat mana yang berfasa cair atau gas. Ini terjadi karena adanya pengaturan sendiri molekul-molekul air pada keadaan ini. Yang menarik lagi, sifat yang tak linier antara level mikro dan level  makro ini terjadi di banyak hal. Sifat membrojol (emergence) terjadi di mana-mana. Molekul hidrogen yang berbentuk gas dan oksigen yang juga gas, ketika bersenyawa membentuk air (H2O), secara membrojol berbentuk cair (fluida). Tapi tak hanya di dunia fisis, bahkan cara terbang burung-burung di udara, cara kerja dan pertumbuhan sel-sel hidup juga mengikuti pola yang membrojol dan pengaturan diri sendiri ini. Ini menunjukkan, bahwa apa yang kita lihat di alam merupakan sistem yang kompleks.

Fisika Politik muncul dengan mengetengahkan peristiwa serupa. Terdapat kompleksitas yang sangat tinggi dalam masyarakat yang menghasilkan hasil-hasil PEMILU 1955, 1999, dan 2004 yang lalu. Suatu hal yang dihipotesiskan akan juga kita temui nanti pada pemilihan 2014. Yang menarik juga adalah dari simulasi komputasional yang dilakukan, ditemukan bahwa dari ketiga pemilihan tersebut PEMILU 2004 merupakan pemilu dengan pola mikro di mana penduduk cenderung lebih bebas menentukan pilihan dalam hal formasi opininya. Bisa dibayangkan kita dapat mengetahui ini tanpa perlu melakukan survey dan cukup menggunakan analisis fisika statistik atas data-data hasil pemilihan tersebut. Bagaimana kira-kira nanti pada pemilihan 2014? Tentu akan bisa sama-sama kita lihat hasilnya.Parameter yang dominan yang harus kita pakai untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam analisis gejala hasil pemilu 2014 saat ini.

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan analisis yang terjadi dengan gotong royong antara disiplin ilmu fisika dan politik ini secara bahu-membahu. Sebuah contoh misalnya adalah evaluasi atas pemilihan Daerah Pemilihan  atau misalnya bagaimana satu perolehan suara dari masing-masing partai politik saling berkorelasi dan memiliki keterkaitan dengan hal-hal yang dikampanyekan oleh partai tersebut, bahkan bagaimana dinamika evolusioner kontrak sosial terjadi di antara bangsa Indonesia yang bentuknya sangat unik ini: negara kepulauan dan memiliki ke-bhineka-an yang tinggi dan bersatu dalam kehidupan yang harmonis.Inilah gejala gelombang ketiga yang akan segera dimulai.

Semua hal terkait Fisika Politik ini memberi kita dua pelajaran yang sangat berharga sebagai bangsa Indonesia. Pertama, bahwa keunikan negeri kita secara politik sangat menarik untuk dipelajari di samping tentu partisipasi aktif kita sebagai warga negara yang cinta tanah air tentunya. Kedua, bahwa tren interdisiplin yang ditunjukkan Fisika Politik ini memberi kita kesadaran akan pentingnya untuk meng-internalisasi sains dalam hidup kita sehari-hari. Bahwa sains di samping memberi kita inovasi teknologi bagi peradaban, kita juga mampu memberi sumbangan besar dalam usaha aktif kita menjadikan masyarakat kita lebih baik lagi di masa yang akan datang yang kita sambut secara optimis dan penuh harapan akan masa depan bangsa yang lebih indah. Hal ini merupakan salah satu cita-cita pendiri bangsa ini sebagaimana diungkapkan Bung Syahrir di atas tadi.

Menuju pemilu 2014, saatnya kita menjadi pemilih yang cerdas, memainkan logika juga penting karena 1 suara kita berharga menuju masa depan bangsa. Strategi dalam memilih harus menggunakan hati suci kita, bukan berdasarkan rasa-rasa. Istilah biofisika adalah gejolak rangsangan yang terjadi akan menimbulkan rangsangan yang lain. Hal ini mempunyai maksud bahwa desas desus dan opini publik sekarang tidak usah perlu di permasalahkan, itu merupakan bagian dari parameter pendukung saja. Parameter yang mampu memainkan publik sebenarnya adalah kualitas manusia. Kekuatan karakter dalam memainkan publik dengan kualitas yang baik inilah yang akan mampu menggalang massa tersendiri, pesohornya bukan semata-mata dalam membangun popularitas, tetapi suatu bentuk kerja dalam pelayanan kepada masyarakat (publik). Tanpa mengundang media pun sosok seperti ini tetap bekerja dengan ikhlas, karena untuk memasuki gelombang ketiga Indonesia adalah manusia yang memiliki peradaban tinggi.

Peradaban tinggi ini mempunyai ciri kekuatan spiritual, kekuatan sosial dan bervisi peradaban. Sosok inilah yang kita tunggu dan kita pilih di pemilu 2014. Golput pun tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik kita membangun kontribusi untuk negeri bersama memilih pemimpin yang cerdas dan melayani rakyat. Pilihan kita banyak, maka segera pasang prioritas untuk menentukan pilihan. Hidup didunia ini ada pro dan kontra, siang dan malam, baik dan buruk. Itulah sunatullah kehidupan. Kita menjadi manusia yang berperadaban yaitu memilih yang terbaik dari yang baik-baik atau memilih yang sedikit tingkat kebatilannya. Bangsa Indonesia adalah sebuah warisan, maka kita harus ambil tindakan untuk membangun dan menjaga warisan ini. Memilih itu layaknya kita berkompetisi dalam piala dunia FIFA 2014. Ada 15 partai politik peserta pemilu, maka bisa kita bagi dalam tiga grup besar grup A:no 1-5,grup B:no 6-10 dan grup C :no 11-15. Tentukan pilihan pada masing-masing grup, maka pemenang grup terseleksi jadi 3 pilihan yang mewakili masing-masing grup. Setelah 3 pilihan sudah ada,maka kita wajib memilih salah satunya. Disinilah seluruh hitung-hitungan mulai dilakukan, mulai dari parameter mikro sampai makro harus matang dalam menganalisisnya. Ini juga tidak melulu menggunakan logika saja, tetapi suara hati yang suci yang harus dibutuhkan untuk membangun logika hati. Silahkan istikhoroh saja untuk menentukan pilihan disini. 9 April 2014 tinggal menghitung hari saja. Persiapkan semuanya, kita akan memilih pemimpin yang mampu membawa peradaban gemilang Indonesia.

Memilih pemimpin adalah memilih ulil amri maka haruslah cermat dalam segala sisi dan sudut pandang sebagaimana dalam Al-Qur’an :

 QS. 4. An-Nisaa' : 144.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi PEMIMPIN  selain dari  orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menghukummu) ?"

 QS. 5. Al-Maa-idah : 57.
"Hai orang-orang yang beriman !, janganlah kamu mengambil jadi PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu  orang-orang yang beriman."
Semoga kita mampu dimenangkan dalam ketatan kita kepadaNya.

Wallahu A’lam

#Kota Bandung (Bandung Juara), 22 Maret 2014

No comments:

Post a Comment