Wednesday 13 June 2012

UJIAN SEBENTAR LAGI

Untuk kita saat ini yang sedang dalam menghadapi ujian-ujianNya,tetaplah tabah,sabar dan selalu bertawakkal, semoga kita mendapatkan berkah dan barokah dalam menghadapi ujianNya sehingga ladang amal kita senantiasa menjadi limpahan sumur ketaqwaan.

“Makan kuaci walaupun tidak mengenyangkan, tetapi biji demi biji kuaci habis dilahap juga walaupun sedikit yang kita makan,Sebenarnya disitulah letak nikmatnya untuk berusaha terus-menerus walaupun terkadang lama sekali nampaknya keberhasilan, dengan penuh keyakinan kita kepada Allah maka hasilnya akan menjadi nyata dan dapat dirasakan juga”(BENI SAPUTRA)

Setiap tapak hidup kita adalah ujian,ujian sebenarnya yg diuji adalah tingkat iman dan ketaqwaan kita,bila kita yakin dan sabar serta percaya bahwa Allah SWT akan memberikan hikmah dari setiap ujian maka kita akan menjadi orang yang beruntung.Ujian yg sesungguhnya adalah ujian AQIDAH. AQIDAH kita akan diuji oleh Allah SWT, seberapa kuat syetan akan menggoda atau seberapa besar hawa nafsu syetan bersemayam di hati kita. Jangan pernah korupsi atau berlaku curang dalam menempuh ujian, apalagi mengambil hak orang lain yang tidak lain adalah mencuri, jangan pernah memanjangkan leher kalian seperti Jerapah karena berusaha menjiplak karya orang lain( Plagiator ) atau istilahnya “Mencontek”.

Jangan Plagiat (Contek) berlakulah jujur (sumber: gema-nurani.com)
Hindarilah kebiasaan buruk yang selalu mengambil hak orang lain sementara kita tanpa berpikir panjang ikut menikmati karya-karyanya yang tidak tahu benar atau salah tanpa diselidiki kesahihannya. Kita diberikan akal dan hati nurani untuk selalu bertindak rasional, berpikir secara cerdas dan menimbang intuisi kita. Membangun keadilan dan kebenaran serta menanamkan kepada diri kita rasa percaya diri adalah keharusan yang perlu segera dilakukan,selalu yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga menjadi pribadi yang mandiri yang tidak selalu bergantung kepada orang lain,Optimislah dan tinggalkanlah keragu-raguan(Subhat) yang sangat menyesatkan.

kita harus menjauhi sesuatu yang syubhat, karena siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka lambat laun ia pasti akan terjerembab perkara yang haram. Sebagaimana dikatakan , “Kemaksiatan adalah kurir kekufuran.” Di samping itu, memasuki area syubhat berarti menjerumuskan diri dalam sikap ragu-ragu, karena syubhat adalah sesuatu yang belum jelas halal atau haramnya. Dalam sebuah hadist, Nabi telah memerintahkan kita untuk meninggalkan sikap ragu – ragu. Beliau bersabda :
Tinggalkanlah apa yang meragukanmy kepada apa yang tidak meragukanmu” (HR.Tirmidzi)

Rasulullah SAW adalah suri tauladan dalam hal menjauhi barang syubhat. Beliau adalah pemimpin orang –orang wara’. Hal ini dapat dilihat dari sikap yang diambil Rasulullah erkenaan dengan sebutir kurma yang jatuh ketika beliau mendapatinya di rumah beliau sendiri. Dalam menyikapi masalah ini beliau bersabda,”Kalau saja aku tidak khawatir bahwa sebutir kurma ini berasal dari barang sedekah, tentu sudah aku makan”(HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Bakar r.a. juga sosok yang patut kita teladani dalam sikap wara’. Suatu ketika ia pernah memakan makanan syubhat karena ketidaktahuannya. Maka, ketika mengetahuinya ia langsung memasukan tangannya ke dalam mulutnya hingga memuntahkan makanan itu. Lalu, ia berkata,”Seandainya untuk mengeluarkan makanan tersebut aku harus mengorbankan nyawaku, pasti akan aku tempuh.

Subhanallah,! Betapa besar semangat dan usaha Abu Bakar r.a. untuk menjaga perutnya agar tidak dimasuki barang syubhat. Jika Abu Bakar r.a saja selalu menjaga diri dari barang syubhat, padahal ia termasuk dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, apalagi kita?. Maka, kita semestinya memiliki tekad yang lebih besar untuk memelihara diri dari barang syubhat, apalagi haram. Lebih-lebih pada zama sekarang ini yang kebanyakan orang menyepelekan masalah ini.

Imam Nawawi juga termasuk sosok ulama yang wara’. Hal itu tercermin dalam sikapnya yang enggan memakan buah-buahan dari kota Yaman. Saat ditanya mengenai perbuatannya itu, ia menjawab, “Dahulu banyak tanah wakaf di kota Yaman, tapi sekarang tanah-tanah tersebut raib entah ke mana (bisa jadi diakui sebagai milik warga atau pemerintah). Maka, saya khawatir jangan-jangan buah – buahan itu tumbuh dari tanah-tanah wakaf tersebut yang hilang entah ke mana.” Demikianlah Imam Nawawi yang enggan memasukan barang syubhat ke dalam lambungnya. Maka, tidaklah mengeherankan kalau beliau menjadi Imam besar.

Mari kita renungkan ayat2 berikut ini, dan kita persiapkan diri kita untuk menerima ujian2 kehidupan tersebut dengan sabar.Semoga Allah membimbing kita. aamiin.

[2:155] Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 155)

[2:214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

[3:186] Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan

[5:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

[8:28] Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

[21:35] Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

[25:20] Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu ujian bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.

[47:31] Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.

"Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."[Surah At-Taubat ayat 129]

Suara hati Nurani
Sumber:http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/03/06/seri-cinere-mengajar-jujur-itu-hebat/

Sekali lagi bahwa jujur itu hebat, tetaplah niatkan ujian hanya untuk beribadah kepada Allah dalam mengharapkan ridhoNya,semoga Allah membalas dengan limpahan pahala di sisiNya,aamiin.

 Versi pdf download disini:
http://www.ziddu.com/download/19654065/UjianSebentarLagi.027.pdf.html




REFERENSI:
Al-Qur’an


No comments:

Post a Comment